About Me
Wednesday, December 12, 2007
Alhamdulilah pada hari Rabu Legi 31 Oktober 2007 pukul 12.10 WIB lalu disebuah klinik bersalin, putri pertama kami lahir berkelamin perempuan dengan berat 2.95kg. Kelahiran putri kami berlangsung secara normal. Kelahiran ini lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yaitu tanggal 09 November 2007. Puti pertama ini kami beri nama Noya Kamilia Sucahyo Diawali pada pukul 04.00, Istri saya bilang bahwa air seninya berwarna beda dari biasanya. Kemudian setelah sholat shubuh kami akhirnya memutuskan utk langsung periksa ke klinik bidan terdekat. Karena tidak merasakan mulas seperti halnya wanita akan melahirkan, akhirnya setelah diperiksa bidan pada pukul 05.30wib telah terjadi pembukaan 3, maka istri saya langsung di infus dan disuntik induksi.
Satu jam setelah di infus mulai tersa kontraksi dan rasa mulas dan terus berlangsung hingga pukul 11.45wib. Setelah di periksa terakhir kali, selanjutnya istriku dipindahkan ke ruang bersalin. Harap-harap cemas serta doa kepada Allah SWT terus saya panjatkan untuk keselamatan istri dan anak.
Akhirnya pada jam 12.10 suara tangisan pertama terdengar dari ruangan bersalin, rasa syukur bercampur haru menjadi satu, namun saat perasaan saya masih belum lega, karena belum terdengar suara istri. Kemudian saya masuk utk melihat bayi yang masih suci, tak lama kemudian terdengar suara istriku berbincang dengan bidan. Perasaan lega akhirnya mengisi hati.
Setelah dimandikan kemudian saya meng-adzan-i ditelinga kanan kemudian qamad di telinga kiri.Sering saya mendengar nasihat baik dari orang tua maupun ustadz untuk meng-adzan-i bayi yg baru lahir.Saat sebelum saya adzan, bayi itu menangis kencang, kemudian saat saya mulai adzan di telinga kanannya, Subhanallah, tangis bayi itu langsung berhenti dan sepertinya mendengarkan lafaz adzan yg saya kumandangkan sambil matanya melirik kearah kanan melihat saya. Setelah selesai saya langsung pindah ke telinga kiri dan mulai qamad, mata bayi itu ikut pindah melirik ke arah kiri. Ini pertama kali selama hidupku melihat bayi yg baru dilahirkan.
Berikut ini beberapa foto Anak Kami Noya Kamilia Sucahyo
Satu jam setelah di infus mulai tersa kontraksi dan rasa mulas dan terus berlangsung hingga pukul 11.45wib. Setelah di periksa terakhir kali, selanjutnya istriku dipindahkan ke ruang bersalin. Harap-harap cemas serta doa kepada Allah SWT terus saya panjatkan untuk keselamatan istri dan anak.
Akhirnya pada jam 12.10 suara tangisan pertama terdengar dari ruangan bersalin, rasa syukur bercampur haru menjadi satu, namun saat perasaan saya masih belum lega, karena belum terdengar suara istri. Kemudian saya masuk utk melihat bayi yang masih suci, tak lama kemudian terdengar suara istriku berbincang dengan bidan. Perasaan lega akhirnya mengisi hati.
Setelah dimandikan kemudian saya meng-adzan-i ditelinga kanan kemudian qamad di telinga kiri.Sering saya mendengar nasihat baik dari orang tua maupun ustadz untuk meng-adzan-i bayi yg baru lahir.Saat sebelum saya adzan, bayi itu menangis kencang, kemudian saat saya mulai adzan di telinga kanannya, Subhanallah, tangis bayi itu langsung berhenti dan sepertinya mendengarkan lafaz adzan yg saya kumandangkan sambil matanya melirik kearah kanan melihat saya. Setelah selesai saya langsung pindah ke telinga kiri dan mulai qamad, mata bayi itu ikut pindah melirik ke arah kiri. Ini pertama kali selama hidupku melihat bayi yg baru dilahirkan.
Berikut ini beberapa foto Anak Kami Noya Kamilia Sucahyo
Friday, January 26, 2007
Magelang, tanggal 07 Januari 2007 merupakan saat saya memulai hidup baru dengan pendamping saya. Gadis itu bernama Yureta Dian Ristanti. Saya mengenalnya tiga tahun lalu, saat saya bekerja disebuah perusahaan distribusi. Saat mengenalnya, tidak sedikitpun ada bayangan kami akan bersatu. Namun Allah berkehendak lain, setelah beberapa bulan kami berkenalan, diantara kami mulai tumbuh benih-benih asmara. Hari demi hari kami lalui bersama dengan suka maupun duka, dengan canda maupun tangis. Tapi semua itu membuat kami makin erat bersatu mengalahkan tantangan. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk menuju gerbang pernikahan. Kami pun mulai sama-sama menabung untuk biaya pernikahan. Banyak orang bilang, bahwa mendekati pernikahan akan banyak rintangan. Ternyata memang benar, mulai dari perselisihan sampai biaya pernikahan yg kurang. Tapi semua itu kami jalani dengan sabar. Hingga akhirnya kami sampai pada hari itu. Bagi kami pernikahan kami adalah merupakan suatu anugerah besar, karena banyak diantara tamu kami adalah saudara-saudara lama yang biasanya jika diundang suatu acara tidak bisa datang, pada hari itu alhamdulillah datang semua. Bahkan diantara mereka ada yang sudah lebih dari 6 tahun tidak berjumpa. Disisi lain kami pun merasa bahagia karena setelah sekian lama berpacaran, akhirnya kamipun menikah. 
Membuang segala ragu dan egois. Bersama dalam suka maupun duka dalam mengaruhi bahtera rumah tangga.
Subscribe to:
Posts (Atom)