Thursday, October 10, 2013
Pada awalnya, keluarga Rasulullah SAW tidak jauh berbeda dengan yang lain. Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwaylid, seorang saudagar kaya yang saat itu telah menjadi janda. Rasulullah telah bekerja sebagai manager ekspedisi perniagaan Khadijah sebelum beliau mengawininya.
Beliau sangat mencintai dan menyayangi Khadijah sampai akhir hayatnya, dan hanya menikah lagi sepeninggal Khadijah. Ada banyak kisah yang menceritakan betapa cinta dan sayangnya Rasulullah SAW kepada istrinya ini. Perkawinan-perkawinan Rasulullah SAW berikutnya dilatarbelakangi oleh beberapa hal namun tidak ada yang didasarkan pada hawa nafsu belaka. Berikut ini nama-nama “Ummahatul-Mu’minin” menurut kronologi pernikahan mereka dengan Rasulullah SAW:
  1. Khodijah binti Khuwailid RA. (556-619 M)
    Status ketika menikah: Janda karena ditinggal wafat oleh 2 suami terdahulu, yaitu Abi Haleh Al Tamimy dan Oteaq Almakzomy
    Periode menikah: Tahun 595M di Mekkah ketika usia Rasulullah SAW 25 tahun dan Khodijah 40 tahun.
    Anak: Dari pernikahannya dengan Khodijah, Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau (Al-Qosim dan Abdullah) meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.
    Fakta penting: Khodijah RA adalah orang pertama yang mengakui kerasulan suaminya. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup. Khodijah adalah istri yang paling dicintai Rasulullah SAW.
  2. Saudah binti Zam’a RA. (596 – 674 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Sakran bin ‘Amr bin Abdi Syams yang turut berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia)
    Periode menikah: Tahun 631M ketika Saudah berusia 35 tahun.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Tujuan Rasulullah SAW menikahinya adalah untuk menyelamatkannya dari kekafiran akibat menjanda. Keluarga Saudah RA masih kafir dan dipastikan akan mempengaruhi kembali Saudah jika tidak diselamatkan.
  3. Aisyah binti Abu Bakar RA. (614-678 M)
    Status ketika menikah: Gadis. Aisyah RA berumur antara 6 hingga 9 tahun ketika Rasulullah menikahinya. Tetapi mereka baru bercampur setelah Aisyah cukup umur.
    Periode menikah: bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah. Tujuan Rasulullah SAW menikahinya adalah untuk mendekatkan hubungan dengan keluarga Abu Bakar (yang merupakan sahabat utama Rasulullah SAW dan merupakan khalifah pertama setelah Rasulullah SAW meninggal).
  4. Hafsoh binti Umar bin Khatab RA. (607-antara 648 dan 665 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Khunais bin Hudzaifah yang gugur sebagai syahid dalam Perang Badar.
    Periode menikah: tidak lama setelah Perang Badar usai, tahun ke-3 Hijriyah
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Rasulullah SAW menikahinya untuk menghormati ayah Hafsoh, yaitu Umar bin Khatab RA yang kelak menjadi khalifah kedua setelah Rasulullah SAW meninggal.
  5. Zainab binti Khuzaimah RA. (595-626 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Abdullah bin Jahsi yang gugur sebagai syahid di Perang Uhud.
    Periode menikah: tahun ke-4 Hijriyah
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Zainab RA meninggal dunia 2-3 bulan setelah menikah dengan Rasulullah SAW.
  6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA. (599–683 M)
    Status ketika menikah:  Janda dari Abu Salamah dengan meninggalkan 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
    Periode menikah: bulan Syawal tahun ke-4 Hijriyah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Rasulullah SAW menikahinya dengan tujuan menjaga keluarga dan anak-anak Ummu Salamah.
  7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA. (588/561 – 641 M)
    Status ketika menikah: Janda cerai dari Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah SAW.
    Periode menikah:  bulan Dzulqoidah tahun ke-5 Hijriyah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Zainab adalah putri bibi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menikahinya atas perintah Allah SWT (QS: 33:37)
  8. Juwairiyah binti Al-Harits RA. (605-670 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Masafeah Ibn Safuan.
    Periode menikah: bulan Sya’ban tahun ke-6 Hijriyah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Juwairiyah RA adalah putri dari al-Harits bin Dhirar, pemimpin Bani Mustalik yang pernah berkomplot untuk membunuh Rasulullah SAW, namun berhasil ditaklukan. Juwairiyah kemudian menjadi tawanan perang yang dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian menikahinya untuk melunakkan hati sukunya kepada Islam.
  9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA (591-665 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Ubaidillah bin Jahsy yang hijrah bersamanya ke Habsyah.
    Periode menikah: bulan Muharrom tahun ke-7 Hijriyah lewat khitbah melalui raja Najasy.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: suami Ummu Habibah pertama (Ubaidillah) tersebut murtad dan menjadi nasrani dan meninggal di Habsyah. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Alasan Rasulullah SAW menikahinya adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Selain itu sebagai penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
  10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA. (628–672 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Kinanah, salah seorang tokoh Yahudi yang terbunuh dalam perang Khaibar.
    Periode menikah: 628 M, tahun ke-7 Hijriyah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Shafiyah adalah istri Rasulullah SAW yang berlatarbelakang etnis Yahudi. Sukunya diserang karena telah melanggar perjanjian yang sudah mereka sepakati dengan kaum Muslimin. Shafiyyah termasuk salah seorang tawanan saat itu. Nabi berjanji menikahinya jika ia masuk Islam. Maka masuklah ia dalam Islam.
  11. Maimunah binti Al- Harits RA. (602- 681 M)
    Status ketika menikah: Janda dari Abd al-Rahman bin Abdil-Uzza.
    Periode menikah: Dzulqoidah tahun ke-7 Hijriyah.
    Anak: tidak ada.
    Fakta penting: Rasulullah SAW menikahinya sebagai penghormatan bagi keluarganya yang telah saling tolong menolong dengannya. Maimunah sendirilah yang datang menemui Rasulullah SAW dan meminta agar menikahinya.
  12. Mariah Al-Qibthiyah RA.
    Status ketika menikah: Hamba sahaya Rasulullah SAW sebagai hadiah dari Muqauqis, seorang penguasa Mesir.
    Periode menikah: 3 tahun sebelum Rasulullah SAW wafat.
    Anak: Ibrahim (meninggal dunia pada usia 18 bulan).
Demikianlah sekilas mengenai istri-istri Rasulullah SAW yang luar biasa. Jelaslah bahwa Rasulullah SAW memiliki alasan yang kuat dalam setiap pernikahannya. Semua dilandasi atas kecintaan pada Allah SWT dan umatnya. Semoga kita semua terbebas dari pikiran-pikiran buruk dan hasutan kaum kafir mengenai beliau. Amin.
Sumber: http://cara-muhammad.com/sahabat/istri-istri-rasulullah-saw/
Wednesday, October 9, 2013
Bulan lalu sekitar tanggal 8 September 2013, Noya coba mengikuti lomba menggambar dan mewarnai yang di selenggarakan oleh Gramedia Pondok Gede. Lomba itu dibagi 3 kelompok, yaitu TK, SD Kelas 1-3, dan SD Kelas 4-6. Ini adalah kali pertama Noya ikut lomba. Meskipun tidak menang tapi bisa menambah wawasan dan pengalaman dia.

Berikut ini beberapa moment yang terekam kamera.






Ini lho gambarku

Wednesday, August 21, 2013
Alhamdulillah Idul Fitri 1434H ini masih diberikan kesehatan dan rejeki sehingga dapat kembali bersirahturahmi dan mudik ke kampung. Perjalanan mudik dan balik tahun ini cukup lama hampir 24 jam, namun tetap dibuat enjoy saja. Seperti biasa setelah dari Madiun utk ke Magelang Saya melewati Cemoro Sewu utk menikmati suasana kabut dan sate kelincinya. Udaranya saat itu sedang sangat dingin, meskipun jam menunjukan pukul 12.30WIB namun sedang kabut sehingga sangat dingin.

Sesampainya di Magelang, kebiasan selanjutnya adalah mancing ikan di kolam belakang rumah, tapi kali ini bukan hanya mancing tapi langsung turun ke koalam utk ambil ikannya.

Berikut ini beberapa moment yang terekam.

Suasana Madiun saat mati lampu

Gunung Lawu


Pemandangan Tidak Kalah dgn Luar Negeri



Menikmati Sate Kelinci


Ayo Kita Tangkap Ikan

Lele yang Cukup Besar

Eksekusi Lele


Ada yang Mau???

Main Kembang Api

Gunung Merapi

Panorama Sawangan

Noya Sempat Panas krn Terlalu Lelah

Gunung Lawu



Makan Siang Ayam Bakar Gandu - Ngawi

Wednesday, May 22, 2013
Alhamdulillah, akhirnya setelah beberapa kali mencoba sepeda lamanya yang masih kecil selalu gagal karena sudah tidak bisa dinaiki lagi, Noya meminta sepeda baru. Sebelumnya sempat berpikir juga, kira-kira sepeda apa yang cocok dan bagus serta tahan lama. Setelah melihat dan membandingkan akhirnya pilihan jatuh pada  Seli alias Sepeda Lipat. Memang harganya cukup tinggi namun dilihat dari sisi ringkas dan mudah dibawa maka akhirnya terpilihlah sepeda lipat. 

Sepeda lipat ini merek Exotic 2.0 ukuran 20" dengan rem cakram di roda depan dan belakang. Cukup besar untuk Noya yang saat ini baru berusia 5,5 tahun, namun karena tinggi badannya cepat tumbuh maka Saya pastikan 3-5bulan kedepan Noya sudah bisa menaikinya sendiri, meskipun saat ini Noya sudah mulai bisa dengan masih dibantu sedikit-sedikit saat berhenti.

Berikut ini Seli dan Noya saat berpose...





Tuesday, April 30, 2013
Saat Ulang Tahun TMII yang ke 38, 20 April 2013 lalu  ada beberapa moment yang sempat di rekam di kamera Noya.








Friday, April 5, 2013



uyku01(1)Sebagaimana diungkapkan dalam Al Quran, setiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan mati. Kematian akan datang di waktu yang tidak terduga. Waktu kematian setiap manusia – tahun, bulan, hari, jam, dan detik – telah diputuskan dalam Pandangan Allah yang Maha Besar. Tidak ada cara untuk mempercepat atau menunda datangnya kematian. Allah akan mengambil kembali jiwa kita dengan cara yang dikehendakiNya, menggunakan sebab yang natural seperti sakit untuk beberapa orang, kecelakaan lalu lintas untuk yang lain, atau usia lanjut dan lain sebagainya. Dan jika Dia telah berkehendak, kematian pun dapat datang di saat kita tertidur.
Manusia telah akrab dengan tidur. Mereka cukup yakin bahwa mereka akan bangun dan beranjak dari tempat tidur di keesokan harinya. Sebelum tidur mereka merencanakan hal-hal untuk hari berikutnya dan berpikir tentang apa yang akan mereka pakai, bagaimana mereka akan pergi, siapa yang akan mereka temui, dan apa yang akan mereka lakukan. Dalam pikiran mereka, hari akan diisi dengan belanja, rapat, pergi bekerja atau pergi ke dokter. Mereka merencanakan hari dalam keyakinan bahwa mereka akan bangun di hari itu. Tetapi seseorang dapat mati dalam tidur dalam peristiwa penting yang diharapkan. Seseorang lagi dapat selamat dari penyakit dan operasi dan hidup setelah kecelakaan lalu lintas namun tetap kematian akan mendatanginya saat seseorang sedang tertidur, saat yang lain mengharapkan paling sedikir. Dalam Al Quran, Allah yang Maha Besar mengungkapkan:
Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surat Al-An’am ayat 60)
uyuyanbebekDalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa tidur merupakan salah satu jenis “Kematian”. Allah mematikan kita dalam tidur dan membangunkan kita lagi ketika Dia menghendakinya. Tetapi ketika kita tidur, tidak ada jaminan bahwa kita akan bangun kembali. Beberapa orang ditakdirkan untuk mati dalam tidurnya. Allah mengambil jiwa orang-orang yang dikehendaki-Nya ketika mereka tertidur, dan mengizinkan yang lain untuk bangun kembali di waktu yang ditentukan:
Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. (Surat Az-Zumar ayat 42)
Kita bangun dari tidur karena kehendak Allah. Ada orang yang memasang jam alarm untuk bangun di waktu yang ditetapkan. Ada yang menganggap bahwa dia akan terbangun setelah mendengar alarm berbunyi. Tetapi kenyataannya hanya Allah, Tuhan semesta alam, Yang membuat alarm berbunyi. Yang mengizinkan kita untuk mendengarnya, Yang mengembalikan jiwa kita dan kepada-Nya semua rasa syukur berpulang.
(Harun Yahya)
Tidak seorangpun dari kita memiliki kemampuan yang mandiri. Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu bergantung kepada Allah atas kemurahan, keberkahan dan kasih sayang-Nya, serta bergantung pula atas perlindungan-Nya demi keselamatan kita. Tuhan kita, Pemilik rahmat yang tak terbatas, menjelaskan bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa dan permohonan hamba-Nya.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. Al-Baqarah, 186)

Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir, 60)


Merupakan sebuah fakta bahwa Allah, Penguasa Tunggal dan Pemilik segalanya, baik yang bersifat sementara maupun bersifat bathiniah, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, mengetahui segala sesuatu yang terpikirkan di dalam benak seseorang, dan mengabulkan setiap doa yang dipintakan. Hal tersebut merupakan sebuah kemurahan dan keberkahan terbesar Allah kepada hamba-Nya.

Sesungguhnya Kami akan Menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Al-Ghafir, 51)

Pada saat kita bermunajat kepada Allah, kita dapat memohon apa pun yang kita inginkan, asalkan kita mematuhi kehandak Allah dan mengetahui batasan yang telah Allah tetapkan bagi manusia. Di dalam Al- Qur'an terkandung banyak doa para nabi dan bagaimana Allah mengabulkan doa mereka.

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Maka Kami Kabulkan (doa)nya, lalu Kami Lenyapkan penyakit yang ada pada-nya dan Kami Kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami Lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. (QS Al-Anbiya’, 83-84).

Dan (ingatlah kisah) Zakariyya, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah Ahli waris yang terbaik. Maka Kami Kabulkan (doa)nya, dan Kami Anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami Jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya’, 89-90)

Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kami-lah sebaik-baik yang Memperkenankan doa. Kami telah Menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami Jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS. Ash-Shaffat, 75-77).


Selain itu, Allah mengabulkan doa dari setiap hambanya yang membutuhkan serta hambanya yang berada di dalam kesulitan.

Bukankah Dia (Allah) yang Memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Menghilangkan kesusahan dan Menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml, 62).

Seseorang yang doanya dikabulkan oleh Allah pasti akan bersuka cita dan bersyukur. Apabila engkau mengetahui dan meyakini bahwa Allah selalu bersamamu, selalu melihat, mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan dirimu, pasti hal tersebut akan menyebabkan dirimu berharap bahwa Allah akan selalu membantumu di dalam setiap pekerjaan yang sedang engkau lakukan dan mengabulkan setiap doa yang engkau panjatkan dengan tulus kepada Allah. Hal tersebut akan meningkatkan kecintaan, kedekatan dan kepasrahan hamba-Nya yang beriman kepada Sang Khalik.

Tidak seorangpun dari kita memiliki kemampuan yang mandiri. Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu bergantung kepada Allah atas kemurahan, keberkahan dan kasih sayang-Nya, serta bergantung pula atas perlindungan-Nya demi keselamatan kita. Tuhan kita, Pemilik rahmat yang tak terbatas, menjelaskan bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa dan permohonan hamba-Nya.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. Al-Baqarah, 186)

Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir, 60)


Merupakan sebuah fakta bahwa Allah, Penguasa Tunggal dan Pemilik segalanya, baik yang bersifat sementara maupun bersifat bathiniah, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, mengetahui segala sesuatu yang terpikirkan di dalam benak seseorang, dan mengabulkan setiap doa yang dipintakan. Hal tersebut merupakan sebuah kemurahan dan keberkahan terbesar Allah kepada hamba-Nya.

Sesungguhnya Kami akan Menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Al-Ghafir, 51)

Pada saat kita bermunajat kepada Allah, kita dapat memohon apa pun yang kita inginkan, asalkan kita mematuhi kehandak Allah dan mengetahui batasan yang telah Allah tetapkan bagi manusia. Di dalam Al- Qur'an terkandung banyak doa para nabi dan bagaimana Allah mengabulkan doa mereka.

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Maka Kami Kabulkan (doa)nya, lalu Kami Lenyapkan penyakit yang ada pada-nya dan Kami Kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami Lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. (QS Al-Anbiya’, 83-84).

Dan (ingatlah kisah) Zakariyya, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah Ahli waris yang terbaik. Maka Kami Kabulkan (doa)nya, dan Kami Anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami Jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya’, 89-90)

Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kami-lah sebaik-baik yang Memperkenankan doa. Kami telah Menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami Jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS. Ash-Shaffat, 75-77).

Selain itu, Allah mengabulkan doa dari setiap hambanya yang membutuhkan serta hambanya yang berada di dalam kesulitan.

Bukankah Dia (Allah) yang Memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Menghilangkan kesusahan dan Menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml, 62).

Seseorang yang doanya dikabulkan oleh Allah pasti akan bersuka cita dan bersyukur. Apabila engkau mengetahui dan meyakini bahwa Allah selalu bersamamu, selalu melihat, mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan dirimu, pasti hal tersebut akan menyebabkan dirimu berharap bahwa Allah akan selalu membantumu di dalam setiap pekerjaan yang sedang engkau lakukan dan mengabulkan setiap doa yang engkau panjatkan dengan tulus kepada Allah. Hal tersebut akan meningkatkan kecintaan, kedekatan dan kepasrahan hamba-Nya yang beriman kepada Sang Khalik.
(Harun Yahya)