About Me
Blog Archive
-
▼
2009
(49)
-
▼
June
(41)
- Dibalik Sabar
- Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh
- Fisika di Balik Keindahan Bulu Merak
- Arsitek-arsitek Mungil di Alam
- DURI PUN BISA MENJADI MAKANAN
- Biomimetika: Mengambil Ilham dari Alam Semesta
- Berang-Berang: Insinyur Pembuat Bendungan
- Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur
- Belalai Gajah: Lebih dari Sekadar Hidung
- Bagaimana Memahami Ayat Allah di Alam
- Hikmah Kematian
- Kisah Mengagumkan Kehidupan Lebah Madu
- Kemampuan Memahami Ayat-ayat Allah
- Lebah Madu
- Lebah Madu : Sang Arsitek dan Penari Ulung
- Internet ke Interkoloni
- KEAJAIBAN LEBAH MADU
- Memahami hidup
- Manis Getirnya Cinta
- Ikhlas
- Ibunya Cinta Ayahnya Keikhlasan
- Pelukan
- Emotional Spiritual Quotient
- Harta atau Ilmu
- JILBAB MERUPAKAN LAMBANG WANITA MUSLIMAH
- Waktu adalah Kehidupan
- Syukur
- Ikhtilath
- Wahyu
- Surat Terbuka Untuk Kaum Muslimah
- Shalat Jum'at
- Shalat Berjamaah
- Shalat berjamaah bagi Wanita
- Rukun-rukun Shalat
- Syarat-syarat Shalat
- Peringatan Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat
- Shalat
- Sujud Sahwi
- Hal-hal Yang Membatalkan Shalat
- Hal-hal Yang Dimakruhkan Dalam Shalat
- MENUJU RUMAH TANGGA ISLAMI
-
▼
June
(41)
Thursday, June 4, 2009
3:41 PM | Ditulis oleh,
Aswanto Sucahyo
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?
(Quran 55: ar-Rahman 37-38)
Saya kepingin menulis opini tentang pelatihan ESQ yang saya ikuti, kenapa baru sekarang saya menuliskannya? Karena saya ingin melihat, setelah sekian lama, materi apakah yang masih menempel di kepala saya, karena disitu letak pelajaran yang didapat, disamping itu ESQ juga menjadi sumber inspirasi bagi saya, banyak yang saya dapat dari pelatihan ESQ ini.
Apakah sholat saya lebih rajin, ibadah saya lebih khusyu? Hmm.. jujur nggak juga, tapi satu hal yang tertanam hingga kini yaitu berubahnya perspektif saya dalam memandang Islam dan Allah SWT. Islam yang secara tradisional identik dengan budaya timur tengah dan bahasa arab, menjadi suatu keagungan ajaran yang universal dan relevan dengan ilmu pengetahuan kuantum yang bahkan masih belum terjamah pemikiran manusia.
Saya sampai bersujud dan menangis karena sudah meremehkan agama saya sendiri selama ini.
Memang, kebanyakan materi agama Islam yang saya dapat sedari kecil, hanyalah sebatas ajaran aturan teknis beribadah atau cerita kejayaan Islam masa lampau tanpa kupasan/diskusi yang lebih dalam tentang esensi ibadah/cerita tersebut; seperti ini dosa, ini wajib, dan itu sunnah, baca doa ini baca doa itu agar sampai hajatnya, sholat khusyu dengan lafal bahasa arab yang sempurna, habis waktu untuk hal-hal di permukaan saja tanpa sempat menyentuh kalbu dengan cahaya Islam yang sebenarnya.
Bisa dimengerti karena terbatasnya lingkup pergaulan sang guru saya tersebut dan latar belakang pendidikan yang seadanya, namun tetap saya tetap menghargai dan amat berterimakasih kepada beliau karena tidak semua orang mau menjadi guru mengaji, termasuk saya sendiri.
Menurut saya tokoh-tokoh agama, guru-guru mengaji mestilah orang-orang yang juga memiliki sumber daya manusia yang tinggi, berpikiran terbuka, tidak terbuai oleh kenangan kejayaan Islam masa lampau dan tidak melulu mengurusi keluhan atas ketidakadilan terhadap umat Islam masa kini, karena itu tidak akan menyelesaikan masalahnya. Untuk Islam bisa bangkit, negara-negara Islam mesti nya lebih kompak dalam bertindak (bukan hanya mengecam) dan mengejar ketertinggalan di hampir semua bidang, lagi-lagi kuncinya ada di SDM umat Islam itu sendiri dan bagaimana mereka memandang permasalahan dunia saat ini.
Apa yang kau lihat ketika bencana datang kepadamu?
Hanya peristiwa alamkah atau teguran dariNya?
Apa yang kau lihat ketika alam semesta kau jelajahi?
Hanya keajaiban alamkah atau kebesaranNya?
Apa yang kau lihat ketika kau berdiri didepan cermin?
Hanya penampilan fisikmukah atau siapa di balik dirimu?
Apa yang kau lihat ketika kau shalat?
Hanya sajadahmu kah atau keyakinanmu kepadaNya?
Apa yang kau lihat ketika kau mengitari ka’bah?
Hanya sebongkah kotak hitam yang kosongkah atau imanmu kepadaNya?
Apa yang kau lihat ketika ibu ayahmu memberikan kasih sayangnya?
Hanya sebatas mereka adalah orang tuamukah atau siapa yang meniupkan sifat kasih sayang itu?
Berapa kali kita harus menganggap semua ini dengan kesombongan kita? sebatas mata di kepala kita? Padahal Allah menyampaikan dalam surat cintaNya ~ Al Quran bahawa segala sesuatu di dunia ini, langit ditinggikan dan gunung ditegakkan agar manusia mahu belajar disebaliknya.
Sungguh bukan matamu yang buta tetapi hati didalam dadamu…
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Demi siang hari apabila menampakkan diri
Demi malam apabila ia menutupi
Demi langit beserta seluruh binaannya
Demi bumi serta yang ada di hamparannya
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya
Terlalu banyak hikmah dari ESQ untuk dituliskan disini, saya sarankan untuk mengikuti pelatihannya sendiri (buku ESQ agak terlalu rumit untuk dipahami). Perubahan cara pandang dan timbulnya penghargaan serta kekaguman atas ajaran Islam dan Allah SWT adalah hal terbaik yang saya dapat dari pelatihan ini.
(Quran 55: ar-Rahman 37-38)
Saya kepingin menulis opini tentang pelatihan ESQ yang saya ikuti, kenapa baru sekarang saya menuliskannya? Karena saya ingin melihat, setelah sekian lama, materi apakah yang masih menempel di kepala saya, karena disitu letak pelajaran yang didapat, disamping itu ESQ juga menjadi sumber inspirasi bagi saya, banyak yang saya dapat dari pelatihan ESQ ini.
Apakah sholat saya lebih rajin, ibadah saya lebih khusyu? Hmm.. jujur nggak juga, tapi satu hal yang tertanam hingga kini yaitu berubahnya perspektif saya dalam memandang Islam dan Allah SWT. Islam yang secara tradisional identik dengan budaya timur tengah dan bahasa arab, menjadi suatu keagungan ajaran yang universal dan relevan dengan ilmu pengetahuan kuantum yang bahkan masih belum terjamah pemikiran manusia.
Saya sampai bersujud dan menangis karena sudah meremehkan agama saya sendiri selama ini.
Memang, kebanyakan materi agama Islam yang saya dapat sedari kecil, hanyalah sebatas ajaran aturan teknis beribadah atau cerita kejayaan Islam masa lampau tanpa kupasan/diskusi yang lebih dalam tentang esensi ibadah/cerita tersebut; seperti ini dosa, ini wajib, dan itu sunnah, baca doa ini baca doa itu agar sampai hajatnya, sholat khusyu dengan lafal bahasa arab yang sempurna, habis waktu untuk hal-hal di permukaan saja tanpa sempat menyentuh kalbu dengan cahaya Islam yang sebenarnya.
Bisa dimengerti karena terbatasnya lingkup pergaulan sang guru saya tersebut dan latar belakang pendidikan yang seadanya, namun tetap saya tetap menghargai dan amat berterimakasih kepada beliau karena tidak semua orang mau menjadi guru mengaji, termasuk saya sendiri.
Menurut saya tokoh-tokoh agama, guru-guru mengaji mestilah orang-orang yang juga memiliki sumber daya manusia yang tinggi, berpikiran terbuka, tidak terbuai oleh kenangan kejayaan Islam masa lampau dan tidak melulu mengurusi keluhan atas ketidakadilan terhadap umat Islam masa kini, karena itu tidak akan menyelesaikan masalahnya. Untuk Islam bisa bangkit, negara-negara Islam mesti nya lebih kompak dalam bertindak (bukan hanya mengecam) dan mengejar ketertinggalan di hampir semua bidang, lagi-lagi kuncinya ada di SDM umat Islam itu sendiri dan bagaimana mereka memandang permasalahan dunia saat ini.
Apa yang kau lihat ketika bencana datang kepadamu?
Hanya peristiwa alamkah atau teguran dariNya?
Apa yang kau lihat ketika alam semesta kau jelajahi?
Hanya keajaiban alamkah atau kebesaranNya?
Apa yang kau lihat ketika kau berdiri didepan cermin?
Hanya penampilan fisikmukah atau siapa di balik dirimu?
Apa yang kau lihat ketika kau shalat?
Hanya sajadahmu kah atau keyakinanmu kepadaNya?
Apa yang kau lihat ketika kau mengitari ka’bah?
Hanya sebongkah kotak hitam yang kosongkah atau imanmu kepadaNya?
Apa yang kau lihat ketika ibu ayahmu memberikan kasih sayangnya?
Hanya sebatas mereka adalah orang tuamukah atau siapa yang meniupkan sifat kasih sayang itu?
Berapa kali kita harus menganggap semua ini dengan kesombongan kita? sebatas mata di kepala kita? Padahal Allah menyampaikan dalam surat cintaNya ~ Al Quran bahawa segala sesuatu di dunia ini, langit ditinggikan dan gunung ditegakkan agar manusia mahu belajar disebaliknya.
Sungguh bukan matamu yang buta tetapi hati didalam dadamu…
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Demi siang hari apabila menampakkan diri
Demi malam apabila ia menutupi
Demi langit beserta seluruh binaannya
Demi bumi serta yang ada di hamparannya
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya
Terlalu banyak hikmah dari ESQ untuk dituliskan disini, saya sarankan untuk mengikuti pelatihannya sendiri (buku ESQ agak terlalu rumit untuk dipahami). Perubahan cara pandang dan timbulnya penghargaan serta kekaguman atas ajaran Islam dan Allah SWT adalah hal terbaik yang saya dapat dari pelatihan ini.