About Me
Blog Archive
-
▼
2009
(49)
-
▼
June
(41)
- Dibalik Sabar
- Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh
- Fisika di Balik Keindahan Bulu Merak
- Arsitek-arsitek Mungil di Alam
- DURI PUN BISA MENJADI MAKANAN
- Biomimetika: Mengambil Ilham dari Alam Semesta
- Berang-Berang: Insinyur Pembuat Bendungan
- Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur
- Belalai Gajah: Lebih dari Sekadar Hidung
- Bagaimana Memahami Ayat Allah di Alam
- Hikmah Kematian
- Kisah Mengagumkan Kehidupan Lebah Madu
- Kemampuan Memahami Ayat-ayat Allah
- Lebah Madu
- Lebah Madu : Sang Arsitek dan Penari Ulung
- Internet ke Interkoloni
- KEAJAIBAN LEBAH MADU
- Memahami hidup
- Manis Getirnya Cinta
- Ikhlas
- Ibunya Cinta Ayahnya Keikhlasan
- Pelukan
- Emotional Spiritual Quotient
- Harta atau Ilmu
- JILBAB MERUPAKAN LAMBANG WANITA MUSLIMAH
- Waktu adalah Kehidupan
- Syukur
- Ikhtilath
- Wahyu
- Surat Terbuka Untuk Kaum Muslimah
- Shalat Jum'at
- Shalat Berjamaah
- Shalat berjamaah bagi Wanita
- Rukun-rukun Shalat
- Syarat-syarat Shalat
- Peringatan Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat
- Shalat
- Sujud Sahwi
- Hal-hal Yang Membatalkan Shalat
- Hal-hal Yang Dimakruhkan Dalam Shalat
- MENUJU RUMAH TANGGA ISLAMI
-
▼
June
(41)
Thursday, June 4, 2009
3:16 PM | Ditulis oleh,
Aswanto Sucahyo
Dalam berbagai perjalanan hidup, dalam berbagai obrolan dengan berbagai kelompok orang, dalam berbagai peristiwa yang terjadi baik pada diri sendiri, peristiwa orang sekeliling, cerita tentang banyak orang besar, hampir tidak ada orang-orang sukses, berhasil, matang, tentram yang tidak melalui cobaan, musibah, masalah yang berat. Pepatah bijak bicara dengan jujur pada kita : no pain, no gain.
Tentu saja cobaan dan musibah itu bukan lah yang indah untuk dijalani. Namun jika kita mau melihat dari sudut pandang yang lain, ketika kita berada didasar putaran roda, hanya ada 1 arah berikutnya : berputar naik keatas. Sesuatu yang perlu kita syukuri. Justru orang-orang yang diataslah yang perlu ketakutan. Karena dipuncak roda, hanya ada 1 arah : berputar turun kebawah.
Saya pernah bercerita tentang romantisme masa kecil yang tidak begitu indah. Namun hal itu saat ini saya syukuri. Karena hal itu yang membuat saya (meski belum jadi apa-apa) menjadi lebih kuat. Dulu, ketika peristiwa itu terjadi, yang ada cuma rasa iri, dendam, caci maki atas ketidakadilan Tuhan. Namun sekarang saya hanya bisa bicara, Maha Adil wahai Engkau Pemilik Semesta.
Cobaan, musibah dengan kebahagiaan dan kesenangan ibarat sebuah koin mata uang. Mereka adalah kekasih sejati. Mereka bukan ibarat panah yang menjutu ke atas dan kebawah.
Bahkan seorang Gibran pernah berkata :
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya
Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa
Semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan
So, sebesar apa harapan kita atas sebuah kebahagiaan dan kesenangan, artinya kita juga harus siap untuk menerima besarnya cobaan dan kesedihan.
Seorang teman pernah bicara, musibah yang hadir bertubi-tubi, dan menyentuh seluruh lini kehidupan kita : keluarga, cinta, rejeki, dll, itu adalah pertanda Tuhan tengah memberikan kesempatan kita untuk upgrade, untuk masuk ke tahap berikutnya yang lebih tinggi. Bahwa ketika musibah dan cobaan itu datang, itu pertanda bahwa dimata Tuhan, kita sudah layak naik ke tahap pemahaman berikutnya, jika kita mampu melaluinya dengan baik.
Dan ketika cobaan dan musibah itu datang bertubi-tubi tiada henti, saya hanya bisa bilang
Bersyukurlah...
Karena itu artinya sebuah kebahagiaan dan kesenangan yang setidaknya setara dengan musibah, cobaan dan kesedihan yang kita alami akan segera tiba.
Bersyukurlah…
Tentu saja cobaan dan musibah itu bukan lah yang indah untuk dijalani. Namun jika kita mau melihat dari sudut pandang yang lain, ketika kita berada didasar putaran roda, hanya ada 1 arah berikutnya : berputar naik keatas. Sesuatu yang perlu kita syukuri. Justru orang-orang yang diataslah yang perlu ketakutan. Karena dipuncak roda, hanya ada 1 arah : berputar turun kebawah.
Saya pernah bercerita tentang romantisme masa kecil yang tidak begitu indah. Namun hal itu saat ini saya syukuri. Karena hal itu yang membuat saya (meski belum jadi apa-apa) menjadi lebih kuat. Dulu, ketika peristiwa itu terjadi, yang ada cuma rasa iri, dendam, caci maki atas ketidakadilan Tuhan. Namun sekarang saya hanya bisa bicara, Maha Adil wahai Engkau Pemilik Semesta.
Cobaan, musibah dengan kebahagiaan dan kesenangan ibarat sebuah koin mata uang. Mereka adalah kekasih sejati. Mereka bukan ibarat panah yang menjutu ke atas dan kebawah.
Bahkan seorang Gibran pernah berkata :
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya
Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa
Semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan
So, sebesar apa harapan kita atas sebuah kebahagiaan dan kesenangan, artinya kita juga harus siap untuk menerima besarnya cobaan dan kesedihan.
Seorang teman pernah bicara, musibah yang hadir bertubi-tubi, dan menyentuh seluruh lini kehidupan kita : keluarga, cinta, rejeki, dll, itu adalah pertanda Tuhan tengah memberikan kesempatan kita untuk upgrade, untuk masuk ke tahap berikutnya yang lebih tinggi. Bahwa ketika musibah dan cobaan itu datang, itu pertanda bahwa dimata Tuhan, kita sudah layak naik ke tahap pemahaman berikutnya, jika kita mampu melaluinya dengan baik.
Dan ketika cobaan dan musibah itu datang bertubi-tubi tiada henti, saya hanya bisa bilang
Bersyukurlah...
Karena itu artinya sebuah kebahagiaan dan kesenangan yang setidaknya setara dengan musibah, cobaan dan kesedihan yang kita alami akan segera tiba.
Bersyukurlah…