city map

About Me

My Photo
Aswanto Sucahyo
Lahir di Madiun. Sistem Informasi Akuntansi tahun 2002.
View my complete profile

Blog Archive

Thursday, June 4, 2009
Rasulullah saw pernah menyatakan, dirinya ibarat kota ilmu, dan Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya. Mendengar hal itu, sekelompok orang tidak percaya. Sepuluh orang di antara mereka segera berkumpul, dan bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah itu. Mereka sepakat untuk mendatangi Ali secara bergantian. 

Orang pertama menemui Ali dan bertanya, "Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"
"Tentu saja lebih utama ilmu," jawab Ali tegas."Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir'aun, Namrud dan lain-lainnya."

Mendengar jawaban Ali, orang itu kemudian mohon diri. Orang kedua pun darang dan bertanya kepada Ali, “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"
"Lebih utama ilmu,” jawab Ali.
"Mengapa?"
"Karena ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta engkau yang harus menjaganya,” ujar Ali.

Orang kedua itu pun pergi. Orang ketiga datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya.
Ali menjawab, "Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu?"
"Mengapa bisa demikian tuan?" tanya orang itu penasaran.
"Sebab, orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayangi dan menghormatinya."

Orang keempat pun datang dan menanyakan permasalahan yang sama. Setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh orang itu, Ali pun kemudian menjawab, "Ya, jelas lebih utama ilmu."
"Apa yang menyebabkan demikian?" tanya orang itu mendesak.
"Karena, bila engkau pergunakan harta ia akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah."

Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, "Jika pemilik harta ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani."

Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. "Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan.”
Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, "Pemilik ilmu akan diberi syafa'at oleh Allah di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab."
Kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang bertanya mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga, alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu bisa mencari kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, "Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?"
"Tentunya lebih utama ilmu," jawab Ali. “Dalam waktu yang lama harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, akan abadi."

Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut.
"Seseorang yang banyak harta akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual,” jawab Ali.

Sampailah giliran orang terakhir. Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab, "Harta akan mengeraskan hatimu, dan ilmu akan menyinari hatimu hingga menjadi terang dan tenteram karenanya."